SELAMAT DATANG DI SD NEGERI SUMBERTEGUH

Jumat, 25 Juni 2010

LULUS 100 %

As. Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kami sehingga siswa siswi kami SD Negeri Sumberteguh dalam pelaksanaan UASBN " LULUS 100 % " , semua ini tercapai berkat usaha, kerja sama dan do'a semua pihak antara lain :
   1. Kepala Sekolah beserta Dewan Guru SD Negeri Sumberteguh
   2. Komite SD Negeri Sumberteguh
   3. Orang Tua / Wali Murid SD Negeri Sumberteguh
   4. Masyarakat sekitar / luas pada umumnya
Maka kami mengucapkan bayak terima kasih dan mohon do'anya agar tahun depan sekolah SD negeri Sumberteguh dapat LULUS 100 % dan bertambah maju.
Demikian dan terima kasih
Ws. Wr. Wb

                                                                                                                     Sumberteguh, 25 Juni 2010
                                                                                                                                     TTD
                                                                                                                       PANITIA UASBN/UAS

Rabu, 09 Juni 2010

PANTUN JENAKA BANGET

Jambu merah
di dinding
Jangan marah
just kidding

Kalau punya gigi ompong
cepat cepat ke dokter gigi
Kalau jadi anak sombong
pasti nanti jadi rugi.

Jalan-jalan ke pinggir empang
nemu sendok di pinggir empang
Hati siapa tak bimbang
saya botak minta dikepang

Buah kedondong
buah atep
Dulu bencong
sekarang tetep

Buah semangka buah duren
nggak nyangka gue keren
Buah semangka buah manggis
nggak nyangka gue manis

Buah apel
di air payau
Nggak level
layauuuuuuu…..

Disini bingung, disana linglung
mangnya enak, engga nyambung….

Buah semangka berdaun sirih
buah ajaib kali yah

Jauh di mata,dekat dihati
Jauh di hati,dekat dimata
Jauh-dekat tujuh ratus perak

Men sana
in corpore sano
Gue maen kesana,
Elo maen ke sono!

Disana gunung, disini gunung,
ditengah-tengah bunga melati
Saya bingung kamu pun bingung
kenapa ada bunga melati

Mancing ikan di kolam tetangga
manjat jambu di pohon tetangga
Sungguh enak punya tetangga
maen-maen ke rumah tetangga yok !!!

1,2,3, dan 4
lebaran makan ketupat
5, 6, 7, dan 8
ngggg …, 9, 10, 11, 12 …
pantunnya udah lupa tuh… 
satu, dua, tiga,
empat, lima, enam,
tujuh, delapan, sembilan
hebat udah bisa ngitung

Buah kedondong, buah tomat
elu bodong amat

Bunga melati bunga mawar
bunga mawar bunga melati
aduh, pantun norak sekali …

Buah duren di pohon beringin
resek banget tuch duren …

Ayam kurus bulunya banyak
rugi banget yang beli…

PUISI

Rumah Dunia
Tempatmu tak pernah sepi dikunjungi orang
Untuk bermain, belajar bahkan menggelar pertunjukan
Keberadaan anak – anak disana, bagai semut menggerogoti gula
Rumah dunia
Semoga engkau tetap lestari dan senantiasa melekat di hati pengunjungmu


Teman
Takkan pernah berhenti mencari
Takkan pernah hilang di hati
Tapi,
Mengapa semua teman menjauhiku
Ada apa dengan diriku
Apa yang kurang pada diriku
Oh teman
Sampai kapanpun ku tetap mencarimu
Sampai nanti, sampai mati


Perpisahan Di Balik Duka
Saat ku buka jendela
kutemui mentari di sana
tapi mengapa saat ku buka cinta
tak kutemukan teman di sana
tak kusangka temanku
pergi untuk slamanya
tapi ku tahu dia meninggalkan
sesuatu yang selalu tersimpan
rapi di dalam hatiku
untuk slamanya

Tertutup Debu
Saat qalbu ditutup debu
Saat mata dibutakan rindu
Saat cinta bertalu-talu
Saat semua tak tahu malu
Kala putih tertutup hitam
Kala bayangan menghilang
Semuanya menjadi benar
Walau dengan cara tak halal
Kenistaan merasuk
Bersama kepura-puraan
Saat kasih telah menjadi batu
Sejak seribu tahun lalu

Ujian
Aku begitu memikirkanmu
Siang, malam, setiap saat
Kau sangat menghantuiku
Membuatku stress setiap saat
Ujian, tolonglah aku
Luluskan aku dengan bilai yang baik
Mudahkanlah jawabannya
Ok, ujian!

Keluh Kesah
Para pelajar sedang mengeluh….
Mengeluh tentang apa sih??
Yang dikeluhkan pasti ujian
Mengapa hal itu harus dikeluhkan?
Ujian selalu dipikirkan para pelajar
Kapanpun dan dimanapun
Mengapa hal itu terjadi?
Karena tak ada hidup tanpa persoalan

Kulihat, Kudengar, Kurasa
Kulihat langit hitam
Kudengar jeritan alam
Kurasakan betapa sakitnya
Ketika langit bersedih
Hanya doa yang kulakukan
Mendengar jeritan alam
Tak bisa mencegah
Kilatan putih menyambar
Kemanakah engkau pergi
Dewi malam yang kutatapi
Tak bisa ku mencari
Keindahan malam ini

Tiga Hal dalam Hidup
Semakin terasa hidup ini
Berat tuk dihadapi
Hanya orang kuatlah yang mampu
Tak kan terpedaya dan tertipu
Memang…manusia mudah goyah
Karna jiwanya yang lemah
Dunia yang begitu banyak beranekaragam
Menyilaukan mata seakan enggan terpenjam
Jangan pernah berkata tak sanggup
Hanya tiga hal dalam hidup
Cinta, kebencian dan kematian
Itu semua merupakan ujian
Hadapilah dengan penuh keberanian

Tuhan Ku
Kau adalah sahabat bagi semua kerabat
Kau begitu dekat dengan semua yang ingat
Kau adalah cinta bagi semua yang merasa
Kau adalah obat bagi semua luka yang sering menyayat
Tak pernah luput aku dari-Mu
Wahai sang Maha Agung ku kan selalu menanti pertemuan kita
Kini masa mulai menggantikan semua
Asa begitu memendam rasa
Aku mulai rapuh dengan kericuhan dunia
Jiwaku mulai hampa, entah apa yang nyata
Aku bingung mencari jalan kedamaian
Kini…..
Tak pernah kuhentikan sujudku
Aku coba mengukuhkan jiwaku
Tak ada tongkat sekuat ilham dari-Mu
Aku kan selalu merindukan dekapan kasih Sayang-Mu, Oh Tuhan ku…..

Di Kaki Langit
Senada langit senja bertandang
Maka kami tertawa lebar
Menyaksikan kaki-kaki langit, sambil terbang kesana
Dengan sayap yang menuntun kami
Dan kami khilaf, dan kami sesumbar
Maka ketika salah satu dari kami terjatuh,
Kami meninggalkannya
Membiarkan sayap-sayap itu kian menghitam
Karam diantara jurang pengharapan
Dan kami pun salah……
Setibanya di sana
Pintu yang melingkar terkunci
Sementra yang lain pergi
Aku mati terkunci…mana bagianku???
Maka mereka menjawab,
“Sesungguhnya bagianmu adalah…
dirimu yang pernah tertinggal
dan pintu-pintu itu biarkan aku pergi
kembali pada separuh senja, ,menjemput “aku”..
bagian perjalananku yang tertinggal

Rabu, 02 Juni 2010

HARI LAHIR PANCASILA ( 1 JUNI 1945 )

Menjelang kekalahannya di akhir Perang Pasifik, tentara pendudukan Jepang berusaha menarik dukungan rakyat Indonesia dengan membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia Merdeka, yang dinamakannya Pancasila. Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima secara aklamasi oleh segenap anggota Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai.

Selanjutnya BPUPKI membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung Karno itu. Dibentuklah Panitia Sembilan (terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikusno Tjokrosujoso, Abdulkahar Muzakir, HA Salim, Achmad Soebardjo dan Muhammad Yamin) yang bertugas : Merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Demikianlah, lewat proses persidangan dan lobi-lobi akhirnya Pancasila penggalian Bung Karno tersebut berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sebagai dasar negara Indonesia Merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945.

Dalam kedudukan sebagai pemimpin bangsa, Bung Karno tidak pernah melepaskan kesempatan untuk tetap menyosialisasikan Pancasila. Lewat bebagai kesempatan, baik pidato, ceramah, kursus, dan kuliah umum, selalu dijelas-jelaskannya asal-usul dan perkembangan historis masyarakat dan bangsa Indonesia, situasi dan kondisi yang melingkupinya, serta pemikiran-pemikiran dan filosofi yang menjadi dasar dan latar belakang "lahirnya" Pancasila. Juga selalu diyakin-yakinkannya tentang benarnya Pancasila itu sebagai satu-satunya dasar yang bisa dijadikan landasan membangun Indonesia Raya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, yang merdeka dan berdaulat penuh, demokratis, adil-makmur, rukun-bersatu, aman dan damai untuk selama-lamanya.

Meskipun telah menjadi dasar negara dan filsafat bangsa, pada sidang-sidang badan pembentuk Undang-Undang Dasar (Konstituante) yang berlangsung antara tahun 1957 sampai dengan 1959, Pancasila mendapat ujian yang cukup berat. Tapi berkat kuatnya dukungan sebagian besar rakyat Indonesia, lewat Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Pancasila tetap tegak sebagai dasar negara dan falsafah bangsa Indonesia.

Tetapi ternyata pihak neo-kolonialis dan pihak yang anti-Pancasila tidak tinggal diam. Setelah meletusnya G30S pada tahun 1965, tidak hanya Sukarno yang harus "diselesaikan" dan "dipendhem jero", bukan hanya Republik Proklamasi yang harus diberi warna dan diperlemah, tetapi juga roh bangsai yang bernama Pancasila itu harus secara halus dan pelan-pelan ditiadakan dari bumi Indonesia.

Dengan melalui segala cara dilakukanlah upaya untuk menghapuskan nama Sukarno dalam kaitannya dengan Pancasila. Misalnya, dinyatakan tanggal 18 Agustus 1945 sebagai hari lahir Pancasila, bukan 1 Juni 1945. Demikian juga disebutkan, konsep utama Pancasila berasal dari Mr. Muh. Yamin, yang berpidato lebih dahulu dari Bung Karno.

Tetapi kebenaran tidak bisa ditutup-tutupi untuk selamanya. Ketika pemerintah Belanda menyerahkan dokumen-dokumen asli sidang BPUPKI, terbuktilah bahwa pidato Yamin tidak terdapat di dalamnya. Dengan demikian gugur pulalah teori bahwa Yamin adalah konseptor Pancasila. Maka polemik mengenai Pancasila pun berakhir dengan sendirinya.

Tapi sebagai akibat akumulatif dari polemik Pancasila itu, akhirnya orang menjadi skeptis terhadap Pancasila, kabur pemahaman dan pengertian-pengertiannya, dan menjadi tidak yakin lagi akan kebenarannya. Pancasila semakin hari semakin redup, semakin sayup, tak terdengar lagi gaung dan geloranya.

Apalagi bersamaan dengan kampanye "menghabisi" Bung Karno itu dipropagandakan tekad untuk melaksanakan Pancasila "secara murni dan konsekuen". Padahal di balik kampanye itu, sistem dan praktek-praktek yang dilaksanakan justru penuh ketidakadilan, kesewenang-wenangan, kekejaman, penindasan dan penginjak-injakan hak asasi manusia; penuh dengan korupsi, kolusi dan nepotisme; penuh dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang anti-demokrasi dan a-nasional. Kesemuanya itu akhirnya membawa bangsa ini serba terpuruk dan mengalami krisis di segala bidang (krisis multidimensional) yang menyengsarakan rakyat dan mengancam kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang sangat jauh dari cita-cita segenap bangsa Indonesia.

Yang menyedihkan, krisis itu menimbulkan kesimpulan, bahwa yang salah selama ini adalah dasar negara dan falsafah bangsa Pancasila, dan bukannya kesalahan pelaksana atau dalam pelaksanaannya.

Menyadari akan semuanya itu, maka dirasa sangat perlu untuk menyebarluaskan kembali Pancasila ajaran Bung Karno ke segenap lapisan masyarakat dan terutama generasi muda Indonesia, agar kita semua bisa memahaminya secara utuh, meyakini akan kebenarannya, dan siap untuk memperjuangkan dan melaksanakannya.

Untuk itu dalam himpunan ini, selain pidato Lahirnya Pancasila, juga disertakan ceramah, kursus atau kuliah umum yang pernah diberikan oleh Bung Karno dalam berbagai kesempatan. Misalnya kursus-kursus Pancasila yang berlangsung selama beberapa bulan di Jakarta, ceramah pada seminar Pancasila di Yogyakarta, dan pidato peringatan Pancasila di Jakarta.

Kami yakin, bahwa kehadiran sebuah buku yang berisi pidato "Lahirnya Pancasila" beserta rangkaian uraian yang menjelaskannya, yang berasal dari tangan pertama ini akan sangat diperlukan oleh segenap putera tanah air yang terus berusaha menjaga dan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.